GPI"Jalan Suci" Cabang Kota/Kab Sorong Papua Barat

POLA IBADAH YANG BENAR 
 
 Buku Seri Api Menyala
Judul Buku : Pola Ibadah Yang Benar
Cetakan : II
Penulis : DOLVI SOLOSA
Penerbit : Sinode GPI "Jalan Suci" 
 Daftar Isi
Daftar Isi ...2
Kata Pengantar ...3
I. Dasar Ibadah Yang Benar ...4
 • Ibadah menurut cara yang berkenan pada Tuhan ...10
II. Peraturan-Peraturan Ibadah Yang Benar ...12
 • Prinsip keteriban bekerjanya tujuh manifestasi Roh Kudus dalam ibadah ...13
1. Mazmur-mazmur dalam ibadah ...13
2. Pengajaran Firman Tuhan dalam jemaat ...15
3. Karunia-karunia penyataan Allah dalam jemaat ...15
4. Karunia-karunia pengetahuan dalam jemaat ...16
5. Karunia-karunia nubuatan dalam ibadah jemaat ...17
6. Karunia bahasa Roh dan penafsiran bahasa Roh ...17
III. Ibadah Sorgawi Yang Agung ...20
 • Struktur perhimpunan jemaat yang berpola ibadah sorgawi ...23
IV. Tempat Yang Dipilih Tuhan Untuk Ibadah ...24
V. Pengertian Sidang Penatua ...29


Kata Pengantar
Pujian dan hormat patut kita persembahkan kehadapan Allah kita dalam Tuhan Yesus Kristus yang oleh anugerah dan rahmatNya membawa kita datang kepadaNya untuk mengenal, memahami dan masuk dalam visi rencana Allah tentang pola ibadah dan bentuk ibadah serta sistem ibadah yang benar, ibadah yang agung dan rahasia, yaitu ibadah sorgawi.
Dalam buku ini penulis mencoba mengungkapkan sedikit tentang tipe ibadah yang benar didalam peraturan-peraturan Allah yang hidup. Dalam penguraian tentang pola ibadah yang merupakan kebenaran Allah dan berdasarkan pada prisip Alkitab dan yang berdasarkan pada konsep-konsep karya Roh Kudus sehingga menjadi suatu gambaran yang jelas untuk melihat dan membandingkan dengan bentuk Ibadah yang sedang berjalan dalam gereja-gereja dan persekutuan-persekutuan doa.
Dengan rendah hati kami memohon maaf apabila dalam penulisan ini ditemui berbagai kekurangan pada materi penyajian, bahasa-bahasa yang ilmiah dan teologis dalam penguraian dan redaksinya. Dan dengan senang hati penulis menerima saran dan koreksi dari para pembaca, bila mendapati kekurangan-kekurangan di dalamnya.
Ucapan terima kasih untuk berbagai pihak yang telah membantu sehingga buku ini selesai dibuat.
Kiranya buku ini menjadi berkat bagi hamba-hamba Tuhan dan umat Tuhan, dalam era pemulihan pembangunan Tubuh Kristus pada pola ibadah yang alkitabiah.
Akhirnya kiranya Tuhan Yesus Kristus memberkati.
Salam Penulis,

Dasar Ibadah Yang Benar
(1 Kor 14:6,26-33; Ibr 12:28; Roma 12:1-2; 1 Tim 3:14-16; 1 Tim 6:2-6)
Firman Tuhan sangat jelas mengungkapkan kepada kita tentang bentuk dan sistem ibadah yang benar kepada Allah yang hidup, melalui Tuhan kita Yesus Kristus dalam perhimpuan ibadah sidang jemaat ber-Tubuh Kristus. Ibadah yang benar kepada Allah adalah nafas hidup rohani umat Tuhan. Apabila kerohanian umat Tuhan tidak bernafaskan ibadah yang benar kepada Allah, maka akan membawa kematian rohani. Nafas kehidupan rohani umat Tuhan adalah kehidupan rohani yang berjalan lancar dan stabil dalam bentuk dan sistem ibadah yang benar, adalah ibadah yang sejati dan berkenan kepada Allah menurut peraturan-peraturan Allah yang hidup. Tujuan ibadah adalah berhimpun untuk memuji Tuhan, menyembah serta memuliakan Allah sehingga kita langsung menerima dan mengalami kehadiran Allah dan Allah menyatakan diriNya, berfirman menyampaikan suaraNya dan memberkati umatNya. Umat yang dipanggil, diselamatkan Allah melalui penebusan dan pengampunan oleh darah Tuhan Yesus Anak Domba Allah yang membawa kemerdekaan dan kebebasan dari dosa (Why 5:8-10), maka merekalah yang dipenuhi dengan Roh Kudus dan layak datang berhimpun bersama-sama untuk beribadah kepada Allah.
Suatu gambaran yang jelas dapat kita lihat dalam sejarah perjalanan bangsa Israel keluar dari tawanan perhambaan Firaun di Mesir (dalam kitab keluaran). Pada saat itu suara Tuhan merupakan perintah Tuhan kepada umat Israel melalui Musa agar ada gerakkan besar-besaran untuk keluar dan pergi dari Mesir. Tujuan utama Allah memerintahkan Bangsa Israel keluar dari Mesir adalah untuk pergi beribadah kepada Allah yang hidup. Meskipun Allah berjanji kepada Musa dan Bangsa Israel agar keluar dari Mesir dan kembali ke tanah perjanjian yaitu Kanaan supaya dimiliki dan dihuni kembali sesuai dengan perjanjian Allah kepada bapa leluhur mereka yaitu Abraham.
Karena Tanah Kanaan adalah perjanjian Allah yang diberikan kepada Abraham dan keturunan-keturunannya menjadi tanah warisan. Sekalipun keturunan Abraham terserak dan terpencar kemana-mana, tapi suatu saat pasti mereka dibawa Allah untuk kembali memiliki Tanah Kanaan, perjanjian Allah itu. Ketika Bangsa Israel keluar dari Mesir, pasti akan kembali ke Kanaan, tetapi itu bukan tujuan utama dari Allah. Tujuan utama adalah pergi untuk beribadah kepada Allah (Kel 7:16).
Agar dapat leluasa beribadah kepada Allah maka Allah memerintahkan dan memberi petunjuk kepada mereka di padang belantara untuk membangun sebuah kemah sebagai tempat kediaman Allah yang di dalamnya juga untuk tempat beribadah (Kel 25: 1-9). Demikian juga dalam gereja Tuhan pada akhir zaman ini Allah sedang mencurahkan Roh KudusNya secara dahsyat, bekerja dengan kuasa yang besar, dengan kegerakan rohani yang besar agar membawa umat Tuhan keluar dari belenggu tawanan Mesir yaitu tawanan-tawanan dosa, duniawi dan belenggu-belenggu agama dengan doktrin-doktrin Babel, untuk keluar dan pergi memasuki berkat-berkat Kanaan Sorgawi dalam Tuhan Yesus Kristus dan belajar berbuat ibadah yang benar kepada Allah. Kita dapat memahami bahwa kegerakan Roh Kudus dalam gereja abad 20 ini, adalah untuk membawa umat Tuhan keluar dari doktrin kebaktian liturgi gereja yang biasa dengan tradisi upacara keagamaan dan memasuki pola ibadah sorgawi dalam kebebasan pengaturan Roh Kudus yang sepenuhnya. Umat Tuhan agar lebih leluasa beribadah kepada Allah dalam Roh Kudus dan kebenaran (Yoh 4:22-24). Maka Allah memerintahkan kepada kita untuk membangun suatu rumah Allah rohani yang disebut satu perhimpunan sidang jemaat ber-Tubuh Kristus (1 Ptr. 2:4-9; Ef. 2:19-22; 1 Kor 3:9-11). Kegerakan Roh Kudus membawa suatu visi baru dan besar dalam pembangunan rumah Allah yang rohani yaitu pembangunan suatu perhimpunan umat Tuhan dalam prinsip-prinsip kehidupan ber-Tubuh Kristus. Prinsip-prinsip kehidupan ber-Tubuh Kristus mencakup beberapa kebenaran yang merupakan peraturan Roh Kudus yang mengikat umat Tuhan menjadi satu dalam kehidupan bersama, pelayanan bersama dan ibadah bersama.

Ajaran dan Nasihat Firman Tuban yang Sehat
Dalam 1 Tim 6:2-6, kita mendapatkan suatu kebenaran yang diungkapkan Rasul Paulus tentang ajaran dan nasihat Firman Tuhan yang benar dan sehat kepada jemaat. Ajaran dan nasihat yang sehat dan benar adalah berisikan dan menekankan tentang perkataan-perkataan Tuhan Yesus dan tentang pola ibadah kita. Bila pengajaran Firman Tuhan yang diberitakan oleh hamba-hamba Tuhan hanya menekankan tentang berkat-berkat jasmani yang kita terima dari Tuhan karena rajin dan tekun datang berhimpun beribadah kepada Allah, maka ajaran-ajaran itu dianggap lain dan ibadah-ibadahnya pun juga dianggap lain, bukan tujuan dari ibadah kita yang benar. Ibadah yang benar dan ajaran-ajaran Firman Tuhan yang sehat hanya berpusat pada diri Tuhan Yesus Kristus dan perkataan-perkataanNya akan memberikan rasa cukup, memberikan kenikmatan dan kebahagiaan hidup secara rohani dan jasmani. Hamba-hamba Tuhan yang membentuk gereja dan membentuk acara-acara kebaktian yang bagus jangan hanya mencari sumber-sumber keuntungan berkat-berkat jasmani baik bagi jemaat dan baik bagi hamba Tuhannya. Kebesaran Allah dan karya agung keselamatan dari Allah dan rencana agung Allah dalam Tuhan Yesus Kristus untuk kita jangan hanya diukur dengan keuntungan-keuntungan berkat jasmani yang kita cari dan terima dari Allah dalam ketentuan kita beribadah dalam suatu kelompok jemaat. Ketekunan kita selalu berhimpun dalam perhimpunan pola ibadah yang benah kepada Allah merupakan latihan-latihan ibadah kita untuk di surga nanti dihadapan Allah (1 Tim 4:7-9). Sebab ketekunan kita dalam berlatih beribadah akan memberikan faedah yang banyak dan mengandung janji-janji Allah yang indah baik untuk hidup saat ini dan hidup yang akan datang di surga nanti. Jemaat Tuhan yang sejati harus belajar mengenal, memahami dan berlatih memasuki ibadah-ibadah yang benar, ibadah-ibadah yang alkitabiah karena mempunyai bentuk dan keberadaan yang indah dan mulia penuh dengan kemuliaan Allah dan kehadiran Allah memenuhi semua umat Tuhan yang berhimpun beribadah.
Pola ibadah kita yang benar yang ditekankan dalam ajaran Paulus dalam alkitab dilihat dalam tiga ciri khas keberadaan karakteristiknya.

I. Ibadah Sejati (Roma 12:1-2)
Karakteristiknya ibadah kita yang pertama dalam keberadaan pola ibadah kita adalah "kesehatian". Ibadah sejati adalah ibadah yang asli, ibadah yang murni dan benar dari Allah, dari Surga dan dari Roh Kudus. 
Bukan ibadah yang palsu atau tiruan buatan manusia dengan cara liturgi kebaktian yang tersusun bagus dan merupakan peraturan-peraturan suatu gereja yang kuat. Ibadah yang sejati dan murni dalam suatu jemaat adalah didasarkan pada sikap persembahan tubuh atau sikap pengorbanan diri dari pemimpin jemaat dan anggota-anggota jemaat. Setiap orang yang datang pada Tuhan Yesus dan berhimpun menjadi satu jemaat Allah harus mempersembahkan tubuhnya kepada Allah sebagai korban yang hidup, kudus dan berkenan. Pengertian pengorbanan tubuh kita adalah mencakup hal-hal jasmani / lahiriah yang kita miliki dan mencakup hal-hal tubuh jasmani yang kita miliki. Semua hal-hal yang kita miliki itu sangat berharga, menjadi andalan dan tumpuan harapan hidup kita secara manusia, tetapi demi Tuhan dan demi pekerjaan Tuhan sesuai dengan tuntutan kehendak Tuhan dalam ajaran Firman Tuhan yang menghendaki untuk kita tinggalkan, kita lepaskan dan buang. Maka kita dengan rela dan leluasa hati mempersembahkannya sebagai korban nyawa kita dihadapan Allah. Walaupun mengakibatkan resiko-resiko dan penderitaan-penderitaan. Korban diri / korban nyawa adalah kita secara manusia kehilangan hal-hal jasmani / lahiriah yang kita andalkan dalam diri dan kita mati terhadap kebanggaan, kita mati terhadap kesombongan, kita mati terhadap gengsi dan harga diri, sehingga kita hanya berserah menerima dan mengandalkan Tuhan dan kuasaNya yang memenuhi kehidupan kita.
Apabila kita dapat mengorbankan hal-hal berharga dalam diri kita demi Kristus Yesus maka kehidupan kita, ibadah kita, pelayanan kita, penyembahan kita, puji-pujian kita dan pemberian uang serta harta kita untuk pekerjaan Tuhan semuanya akan menjadi korban persembahan yang hidup, kudus dan berkenan baik kepada Allah dan baik kepada umat Tuhan. Bila terjadi kesukaran-kesukaran dan penderitaan dalam diri kita karena kita menjadi anak Tuhan, kita menjadi hamba Tuhan dan kita sepenuhnya mengikuti kehendak rencana Tuhan maka kita jangan mempertahankan nyawa, mempertahankan gengsi dan kesombongan dengan memakai kekuatan serta kepintaran kita untuk menghadapi dan memecahkan kesusahan itu dengan mengambil keputusan dan jalan keluar sendiri lari dari penderitaan itu. Tetapi segala penderitaan yang terjadi, sebaiknya kita terima dan hadapi sebagai cawan pergumulan yang harus diminum sampai habis. Dengan berkorban menyerahkan segala hak dan kehendak bebas merdeka kita kepada Tuhan dengan memilih jalan pelayanan pekerjaan Tuhan yang penuh dengan kesusahan dan penderitaan yang menyakitkan daging dan menolak jalan-jalan pekerjaan Tuhan yang enak dan menyenangkan daging. Karakter hamba Tuhan yang sejati dalam membangun jemaat yang sejati dengan pola ibadah yang sejati adalah karena memiliki karakter Kristus dalam sikap dan
page 7
ketaatan pengorbanan diri dengan sukacita menerima dan mengalami segala kesukaran-kesukaran dan penderitaan-penderitaan yang terjadi dan dengan sukacita menerima dan mengalami kebaikan-kebaikan Allah melalui berkat-berkat jasmani yang diberikan kepada kita. Sikap pengorbanan diri para pemimpin jemaat dan anggota jemaat dalam kehidupan dan pelayanan pekerjaan Tuhan akan menghasilkan kenyataan perubahan dan pembaharuan budi dalam batin sehingga dengan leluasa peka mengetahui kehendak Allah dengan tepat, baik, berkenan dan sempurna.
Dalam ibadah jemaat (1 Kor 14:26) tiap anggota mempersembahkan puji-pujian, penyembahan. karunia-karunia Roh Kudus, uang serta harta kepada Allah dan untuk pembangunan jemaat sebagai korban yang hidup, kudus dan berkenan sehingga merupakan ibadah sejati karena dihasilkan dari batin dan budi yang mengalami perubahan dan pembaharuan. Perhimpunan ibadah umat Tuhan milik Kristus tidak ada kesamaan dengan perhimpunan agama di dunia yang mempunyai peraturan-peraturan ibadah yang baik, teratur dan dibanggakan sebagai keberhasilan dan kemuliaan mereka. Sebab ibadah agama mereka dilakukan dengan cara-cara manusia, cara-cara lahiriah dengan ajaran dan aturan yang mengikat. Tidak dilakukan dengan sikap pengorbanan tetapi dilakukan dengan hati, batin yang belum dirubah dan diperbaharui dalam Kristus sehingga ibadah mereka tidak menampakkan karakter sejati yang benar. Sikap pengorbanan untuk menanggung banyak penderitaan dalam mengerjakan pekerjaan Tuhan karena kita mau hidup dan mengasihi Allah dengan pekerjaannya dan karena kita mau hidup dan mengasihi sesama kita. Inilah sikap pengorbanan kita yang mau hidup menanggung penderitaan bagi Allah dengan pekerjaannya dan mau hidup menanggung penderitaan untuk orang lain. Kita tidak memperhitungkan kesenangan dan keuntungan untuk diri sendiri, tetapi kita memperhitungkan keuntungan dan kesenangan orang lain dalam usaha, jerih payah pekerjaan pelayanan. Kita tidak hidup untuk diri kita sendiri, tetapi kita hidup bagi Tuhan dan bagi orang lain.
Dalam kitab Ezra pasal

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEMBANGUN TUBUH KRISTUS DENGAN 5 PEKERJAAN

Sejarah Singkat GPI "Jalan Suci" Timika