MEMBANGUN TUBUH KRISTUS DENGAN 5 PEKERJAAN

MEMBANGUN TUBUH KRISTUS DENGAN 5 PEKERJAAN
| |
Kehidupan bergereja atau berjemaat berawal dari ribuan tahun lalu. Namun, jika kita mengamati keadaan jemaat mula-mula dan membandingkannya dengan keadaan jemaat sekarang, kita akan terkejut mendapati betapa jauhnya perbedaan di antara keduanya. Apa saja perbedaan itu?
Pada jemaat mula-mula, semua anggotanya takut akan Tuhan (Kis. 2:43a); mereka mengalami mujizat dan tanda-tanda heran (Kis. 2:43b); semua orang percaya tetap bersatu (Kis. 2:44a); kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama (Kis. 2:44b-45); setiap hari mereka bertekun dalam ibadah raya dan dalam komunitas sel sambil melakukan perjamuan kudus (Kis. 2:46-47a); dan akibatnya, mereka disukai oleh semua orang dan jumlah mereka bertambah setiap hari (Kis. 2:47).
Bagaimana dengan keadaan jemaat pada zaman ini? Sayangnya, saat ini tidak banyak anggota jemaat yang sungguh-sungguh takut akan Tuhan. Kita melihat betapa banyaknya perbuatan dosa yang mereka lakukan, bahkan di antara mereka yang disebut para pemimpin jemaat. Itulah bukti tidak adanya takut akan Tuhan. Dalam hal penyataan kuasa Allah, jemaat mula-mula juga mengalami banyak mujizat dan tanda-tanda heran. Ada keseimbangan antara takut akan Tuhan dan kuasa Allah. Sedangkan sekarang, banyak kelompok gereja yang tidak seimbang. Ada gereja yang menekankan takut akan Tuhan tetapi tidak percaya mujizat. Ada pula gereja yang menekankan mujizat tetapi tidak takut akan Tuhan.

Dalam area kesatuan, gereja masa kini juga sangat mengecewakan. Gereja-gereja masa kini begitu mudah terpecah-pecah oleh denominasi, ambisi, visi sektarian, dan hal-hal lain yang bersifat duniawi dan kedagingan. Tubuh Kristus saat ini tidak lagi memiliki kesadaran akan tubuh (body consciousness). Tubuh Kristus telah terjangkit oleh sejenis “penyakit kusta rohani”, yang menyebabkan hilangnya kesadaran akan tubuh Kristus. Banyak anggota tubuh Kristus tidak lagi sadar akan hadirat Kristus Sang Kepala dan tidak lagi sadar akan keadaan anggota-anggota tubuh lainnya. Mereka kelihatannya tidak lagi mempunyai kesadaran bahwa “jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita” (1 Kor. 12:26).

Adakah gereja masa kini yang saling mengasihi begitu rupa sehingga rela menjual harta bendanya dan membagi-bagikannya kepada sesama jemaat? Kesadaran akan tubuh yang rusak membuat gereja masa kini kurang rindu untuk bertemu seperti jemaat mula-mula. Memang keadaan dan ukuran kota pada masa itu berbeda dengan masa kini, namun kelihatannya faktor itu bukanlah penghalang utama bagi orang-orang yang tinggal di kota besar untuk sering bertemu. Faktor penghalang yang utama adalah tidak adanya kerinduan untuk bersekutu dalam gereja masa kini. Inilah yang saya sebut dengan “penyakit kusta rohani”.
Mengenai jumlah, kita seringkali beralasan bahwa saat ini di berbagai bangsa masih ada pertambahan orang-orang percaya, namun pertambahan jumlah tidak menjadi bukti bahwa gereja itu Alkitabiah. Ajaran sesat pun bertambah jumlah pengikutnya. Begitu juga dengan jumlah orang yang dikuburkan. Ingat, tidak semua gereja yang mengalami pertambahan adalah gereja yang Alkitabiah, tetapi gereja yang Alkitabiah pasti mengalami pertambahan.
TEKUN MELAKUKAN 5 PEKERJAAN

Mengapa jemaat mula-mula bertumbuh begitu hebat dalam hal kualitas maupun kuantitas? Bila kita memperhatikan apa yang ditulis dalam Kisah Para Rasul 2:43, ayat tersebut dimulai dengan kata “maka.” Artinya, Kisah Para Rasul 2:43-47 adalah akibat dari sebuah sebab. Penyebabnya adalah apa yang ditulis dalam Kisah Para Rasul 2:42. Mari kita memperhatikan bunyi ayat 42 dan 47:

42 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
47 sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.
Jadi dari 2 ayat di atas kita dapat melihat bahwa jemaat mula-mula mempraktekkan prinsip-prinsip roda kehidupan yang telah kita pelajari sebelumnya. Ayat 42 merupakan penyebabnya, dan ayat 47 merupakan hasil atau konsekuensinya. Mari kita pelajari apa saja yang mereka praktekkan ini:
1. Pekerjaan Kerasulan
“Bertekun dalam pengajaran rasul-rasul”
Pengajaran rasul-rasul meletakkan dasar bahwa Yesus adalah dasar, kepala, atau pusat kehidupan gereja. Karena bertekun dalam pengajaran rasul-rasul maka Kristus menjadi kepala atau pusat kehidupan dalam tubuh Kristus.
Pada ilustrasi roda kehidupan, hal ini digambarkan dengan Kristus sebagai poros.
2. Pekerjaan Pengajaran
“Bertekun dalam pengajaran rasul-rasul”
Ajaran rasul-rasul haruslah diajarkan dalam bentuk “saling mengajar” dalam tubuh Kristus (Kol. 3:16). Inilah proses saling memberi dan membagikan makanan rohani (firman Tuhan) dalam tubuh Kristus.
Pada ilustrasi roda kehidupan, hal ini digambarkan dengan jari-jari firman.
3. Pekerjaan Penggembalaan
“Selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa”
Jemaat mula-mula saling bersekutu, saling memperhatikan, dan saling memelihara. Mereka mempraktekkan perjamuan kudus pada setiap persekutuan mereka. Perjamuan kudus adalah seperti fungsi hati (lever) dan ginjal pada tubuh, yang terus-menerus membuang racun-racun pada tubuh, sehingga tubuh menjadi sehat dan bertumbuh. Racun-racun atau ragi-ragi dosa dalam tubuh Kristus harus selalu dibersihkan melalui perjamuan kudus, agar tubuh Kristus terhindar dari “penyakit kusta rohani.”
Pada ilustrasi roda kehidupan, hal ini digambarkan dengan jari-jari hidup dalam tubuh Kristus (body life).
4. Pekerjaan Profetik
“Selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa”
Jemaat mula-mula bukan sekedar berdoa, tetapi mereka berdoa secara profetik. Artinya, mereka mendengar suara Tuhan kemudian mereka mendoakan apa yang mereka terima dari Tuhan. Dari mana kita tahu hal ini? Saya percaya hal itu dicontohkan oleh rasul-rasul yang berdoa secara profetik dalam Kisah Para Rasul 4:24-31.
Berdoa adalah seperti anggota-anggota tubuh yang terhubung melalui syaraf-syaraf untuk mendapatkan perintah dari kepala, untuk melakukan sesuatu. Tanpa ada hubungan dengan Kepala (doa profetik) maka pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh tubuh Kristus adalah pekerjaan-pekerjaan yang sia-sia.
Pada ilustrasi roda kehidupan, hal ini digambarkan dengan jari-jari doa.
5. Pekerjaan Penginjilan
“mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan”
Jika tubuh Kristus telah menjadi sehat karena 4 pekerjaan lainnya, maka anggota-anggota tubuh Kristus pasti akan bergerak mencari anggota-anggota baru untuk dicangkokkan ke dalam tubuh Kristus. Penginjilan yang dilakukan oleh jemaat mula-mula adalah penginjilan tubuh.
Pada ilustrasi roda kehidupan, hal ini digambarkan dengan jari-jari bersaksi.
Apakah Anda rindu mengalami apa yang dialami oleh gereja mula-mula? Kuncinya adalah mempraktekkan kelima pekerjaan di atas. Ingat, kita sebagai gereja adalah tubuh Kristus, karena itu sudah seharusnyalah hidup kita sehari-hari menjadi cerminan/refleksi dari Kristus dan Bapa. Itu sebabnya, pada bulan ini, saat teduh kita akan lebih banyak berfokus pada bagaimana kita melakukan 5 pekerjaan tersebut dalam pernikahan, keluarga, komsel, ibadah raya, dan dalam seluruh aktivitas kita sehari-hari.

Seruan untuk Bermitra dalam Pekerjaan Bapa
Abbalove adalah Gereja Amanat Rasuli dan Gereja Amanat Agung. Kedua sisi ini bagaikan kedua sayap burung. Agar seekor burung dapat terbang, kedua sayap harus berfungsi. Jika salah satu sayap patah, burung itu tidak bisa terbang dan tidak akan mencapai tujuannya. Demikian pula dengan Gereja. Kita harus memiliki kedua sayap ini supaya Gereja bisa mencapai sasarannya, yaitu panggilan sebagai saksi Kristus di dalam dunia ini.
Sebagai Gereja Amanat Rasuli, Abbalove sungguh percaya bahwa setiap anggota Tubuh Kristus telah lahir dari benih Firman Allah oleh kuasa Roh Kudus. Karena itu, setiap anggota memiliki potensi dari DNA asli itu, yaitu DNA dari Firman yang adalah Yesus, untuk menjadi serupa dengan Dia.
“Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal”, 1 Petrus 1:23.
“Kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar”, 2 Korintus 3:18.
Karena itu, Amanat Rasuli adalah untuk memimpin setiap anggota menjadi sempurna, lengkap, mampu mencapai potensinya sebagai orang percaya- sepenuhnya, seperti yang diajarkan Rasul Paulus:
“Kristuslah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus”, Kolose 1:28
.

Sebagai Gereja Amanat Agung, Abbalove sungguh percaya bahwa kabar yang terbaik di dunia adalah kabar kasih Allah kepada setiap manusia. Kabar baik ini adalah bahwa Allah telah menyediakan jalan keselamatan bagi setiap orang yang mau menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Karena itu setiap orang percaya harus dimuridkan menjadi pemenang jiwa. Kita semua diberi hak istimewa menjadi murid Kristus yang sejati, pemenang jiwa-jiwa dan pemurid orang-orang lain.
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu”, Matius 28:19-20.
“Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu”, Yohanes 20:21.
“Berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini”, Lukas 24:47-48.
“Kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi”, Kisah 1:8.

Sebagaimana kita telah mengalami kasih Yesus, pengampunan, kesembuhan, jamahan Roh Kudus dan kasih karunia-Nya dalam berbagai cara dalam hidup kita, sekarang kita telah menjadi saksiNya. Jalan untuk dunia dapat mengenal betapa baiknya dan dahsyatnya Yesus yang kita kasihi adalah melalui kita. Kita adalah saksi-saksi Yesus.
Setiap orang percaya adalah saksiNya di dalam kehidupan sehari-hari, di kampus, di rumah, di pekerjaan dan di manapun kita berada. Kebanyakan kita akan menjadi saksi Yesus dalam kehidupan rutin kita sebagai pelajar, mahasiswa, karyawan, pengusaha atau dalam pekerjaan lain dan kita hidup dari penghasilannya. Tetapi ada orang-orang lain yang dipanggil Tuhan untuk menjadi saksi Yesus secara khusus dalam berbagai jenis pelayanan, baik secara lokal maupun sampai ke luar negeri. Orang-orang yang dipanggil secara khusus ini tidak mengerjakan apapun yang lain selain menunaikan tugas panggilannya sebagai saksi Yesus. Lalu dari mana dana penghasilan untuk menghidupi pelayan-pelayan itu? Rasul Paulus telah bertanya kepada jemaat Roma tentang mereka yang menjadi pengabdi full-time sebagai saksi Yesus di ladang misi ini:
“Barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: “Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!” Roma 10:13-15.

Memang indah pekerjaan misi dan menjadi saksi Yesus dalam pelayanan full-time. Tetapi seperti Paulus tegaskan, mereka tidak dapat melaksanakan pekerjaan mereka kalau tidak diutus. Orang yang diutus harus dibiayai, dan dibiayai dengan cukup supaya pekerjaan mereka efektif. Sering kali mereka dalam bahaya dan kelaparan. Sering mereka harus mengorbankan kepentingan diri supaya orang lain dapat mendengar Injil Yesus.
Saya sendiri lahir di pulau New Britain di Papua Nugini. Misionaris pertama ke pulau kelahiran saya adalah Sailasa Naucukidi, seorang Metodis dari Fiji. Pada tahun 1878 dia dibunuh dan dimakan oleh penduduk lokal. Thomas Baker, seorang misionaris ke Fiji juga dibunuh dan dimakan pada tahun 1867. Pada tahun 1834, Henry Lyman dan kawannya Samuel Munson, dua misionaris ke suku Batak, juga dibunuh dan dimakan. Sejarah misi penuh dengan hal-hal seperti ini. Saya menceritakannya kepada kita semua untuk menunjukkan kualitas para pengabdi yang bersedia melayani Yesus sebagai saksiNya di lokasi-lokasi yang sangat berbahaya. Karena itu, sangatlah layak dan pantas bagi kita untuk mendukung orang-orang seperti itu sepenuhnya. Dalam Kitab Ibrani dikatakan: ”Dunia ini tidak layak bagi mereka”, Ibrani 11:38.
Berikutnya, Rasul Paulus menegaskan kepada jemaat Korintus bahwa para pelayan itu harus didukung:
“Siapakah yang pernah turut dalam peperangan atas biayanya sendiri? Siapakah yang menanami kebun anggur dan tidak memakan buahnya? Atau siapakah yang menggembalakan kawanan domba dan yang tidak minum susu domba itu? ... pembajak harus membajak dalam pengharapan dan pengirik harus mengirik dalam pengharapan untuk memperoleh bagiannya. ...Tidak tahukah kamu, bahwa mereka yang melayani dalam tempat kudus mendapat penghidupannya dari tempat kudus itu dan bahwa mereka yang melayani mezbah, mendapat bahagian mereka dari mezbah itu? Demikian pula Tuhan telah menetapkan, bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu”, 1 Korintus 9:7-12.
Mendukung mereka yang kita utus, termasuk dalam hal keuangan, adalah tanggung jawab kita semua. Kini, kita sedang men-support puluhan orang yang sedang melayani di medan misi. Support dana ini digunakan untuk biaya operasional, transportasi, dan berbagai keperluan para utusan misi ini. Memang, angka yang dibutuhkan untuk semua ini tidaklah kecil (misalnya: untuk keempat fokus misi Abbalove dan proyek-proyek misi yang sedang dilakukan, kebutuhan dana saat ini adalah setidaknya Rp. 583.000.000 setiap bulannya). Ini adalah tujuan dari BIT THE WORLD, yaitu men-support misionaris-misionaris kita sepenuhnya. Karena itu, sudah menjadi tanggung jawab kita bersamalah di dalam jemaat untuk bersama-sama memastikan agar kebutuhan dana ini tercukupi, demi kita melaksanakan fokus visi Amanat Agung. Nah, apa saja fokus misi Abbalove?
4 Fokus Misi Abbalove
Sesuai dengan Kisah 1:8, Abbalove memiliki empat fokus besar dalam pekerjaan misi:
1. Yerusalem – area lokal sekitar masing-masing Jemaat
2. Yudea – untuk Jakarta: seluruh wilayah Jabodetabek; untuk Bali-Lombok: seluruh NTT
3. Samaria – seluruh Indonesia
4. Ujung Bumi – wilayah di luar Indonesia.
Abbalove memiliki visi untuk memberkati keempat wilayah fokus itu dengan kasih Kristus, dan kita sudah memiliki rencana/strategi yang dijelaskan kepada jemaat di masing-masing lokasi, yang disertai dengan kesaksian-kesaksian tentang apa yang Tuhan sedang kerjakan di lokasi-lokasi ladang misi. Mari kita lihat lebih jelas, bagaimana peran investasi dana kita akan memungkinkan penyelenggaraan tugas Amanat Agung ini.
BIT 2014-2015
Periode BIT 2014-2015 telah dimulai dari tanggal 1 Juli dan akan berjalan sampai tanggal 30 Juni 2015. Seluruh jemaat perlu untuk menanggapi dengan serius seruan ini, agar kita tidak melalaikan tanggung jawab dan panggilan Amanat Agung yang mulia ini. Mari, bersama dengan seluruh anggota jemaat Abbalove, Anda dan saya berpartisipasi dan membuat komitmen support dana selama tahun 2014-2015 ini. Dana BIT THE WORLD ini 100% akan digunakan untuk mendukung pekerjaan misi.
Yang kita perlukan sebagai komitmen dasar untuk menjalankan semua program visi dan misi untuk tahun 2014-2015 adalah Rp.7M (atau Rp.583.000.000/bln), yang terbagi menjadi sbb:
Yerusalem : Rp 1.200.000.000
Yudea : Rp 350.000.000
Samaria : Rp 2.750.000.000
Ujung Bumi : Rp 2.000.000.000
Cadangan/Darurat : Rp 700.000.000
DANA PROYEK MISI BULANAN
Selain komitmen tahunan sesuai kebutuhan di atas, setiap jemaat lokal dihimbau mengadakan minggu misi tiap bulan di lokasinya masing-masing, misalnya di minggu ketiga atau minggu keempat. Tujuannya adalah supaya semua anggota dapat mengikuti perkembangan misi secara bergilir di Yerusalem, Yudea, Samaria dan di Ujung Bumi. Memang selain kebutuhan tetap tahunan, seringkali ada keperluan darurat atau keperluan mendadak sewaktu-waktu di masing-masing ladang misi. Bagaimana caranya membantu dan menjawab keperluan-keperluan itu? Di sinilah jemaat lokal dapat berperan lewat persembahan misi khusus, yang dapat dikumpulkan sebulan sekali di minggu misi itu. Ini dikumpulkan terpisah, bukan sebagai bagian dari komitmen tahunan di atas. Dana misi khusus ini secara bergilir akan mendukung berbagai keperluan proyek-proyek di keempat fokus misi kita.
Yang terakhir, Saudara-saudara, di tahun yang lalu ini ada banyak sekali kemajuan yang telah kami kabarkan dari lokasi-lokasi ladang misi, dan kita patut bersyukur atas semua itu. Agar perkembangan misi tetap tidak terhambat, mari kita melangkah dengan iman dan membuat komitmen investasi iman demi penggenapan Amanat Agung di generasi kita. Mari, bersama-sama bermitra dalam pekerjaan Bapa yang besar ini!
a.n. Apostolic Team Ministry
(Eddy Leo, Jeff Hammond, Lukas Winarno, Seno Widjaja, Sofjan Sutedja, Sumarno Kosasih)

KRISTUS SEBAGAI KEPALA


Fokus Saat Teduh kita bulan ini adalah selalu membangun hubungan dengan Kristus pusat hidup kita, melalui doa. Kristus adalah kepala dari tubuh, yang menggerakkan seluruh kehidupan kita. Banyak orang telah mengerti Kristus sebagai Tuhan dari kehidupan pribadinya, namun belum mengerti bagaimana memperlakukan Kristus sebagai kepala dari tubuhNya. Kita perlu memperlakukan Kristus sebagai Tuhan (penguasa) atas hidup pribadi kita sekaligus juga sebagai Tuhan (penguasa) atas hidup korporat kita. Dalam kedua hal ini, Kristus adalah kepala kita. Karena Yesus adalah Tuhan (penguasa) atas hidup pribadi kita, maka kita perlu mendengar suaraNya dan taat melakukannya secara pribadi, seperti yang telah kita bahas sebelumnya.
Kali ini, kita akan lebih banyak belajar mendengar Kristus sebagai kepala untuk kepentingan tubuhNya. Dalam hal ini, kita mendengar suara Tuhan dan membangun tubuhNya lewat penggunaan karunia-karunia rohani yang Ia percayakan pada tubuhNya. Banyak jemaat yang hari-hari ini telah kehilangan gaya hidup tubuh. Akibatnya, jemaat itu berhenti bertumbuh dan tidak lagi mengalami kebangunan rohani. Banyak komsel yang tidak lagi mengalami gaya hidup tubuh yang dinamis dan penuh kuasa, tapi malah sibuk dengan kegiatan agamawi yang kering dan mati.
TUBUH YANG TIDAK BERFUNGSI
Apakah ciri-ciri jemaat yang tidak lagi bergaya hidup tubuh? Mari kita lihat jemaat di Kolose. Oleh karena menerima ajaran filsafat yang tidak menurut Kristus, mereka pelan-pelan kehilangan gaya hidup tubuh (Kol. 2:7, 16-23). Karena ajaran yang menyimpang itu, jemaat di Kolose mulai kehilangan kehidupan tubuh. Kata Paulus, “Janganlah kamu biarkan kemenanganmu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan beribadah kepada malaikat, serta berkanjang pada penglihatan-penglihatan dan tanpa alasan membesar-besarkan diri oleh pikirannya yang duniawi, sedang ia tidak berpegang teguh kepada Kepala, dari mana seluruh tubuh, yang ditunjang dan diikat menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendi, menerima pertumbuhan ilahinya,” (Kol. 2:18-19).
Ada 2 gaya hidup tubuh yang harus dipertahankan oleh setiap jemaat supaya tidak menjadi jemaat yang mati:
1. Berpegang teguh kepada Kepala
Ini adalah hal penting pertama yang harus kita pertahankan. Kita sebagai tubuh Kristus harus terus-menerus mendengar suara Kristus, Sang Kepala kita. Jadi, di dalam setiap hubungan kita, baik dalam pernikahan, keluarga, komsel, maupun komunitas kepemimpinan, kita harus selalu terhubung (ada connection) dengan Kepala dan mendapatkan tuntunanNya. Tanpa berhubungan dengan Kepala, tubuh Kristus tidak mendapatkan aliran kehidupan. Tubuh tidak mungkin berfungsi tanpa berkaitan dengan kepala. Kristus banyak berkomunikasi dengan kita melalui karunia-karunia rohani, untuk menggerakkan kita agar kita dapat melayani sesama anggota tubuhNya. Pada bulan ini, kita akan terus belajar, bagaimana melalui keterkaitan dengan Kepala ini, kita mempergunakan karunia-karunia rohani sebagai sarana Kristus melayani anggota-anggotaNya di dalam pernikahan, keluarga, komsel, bahkan terhadap orang-orang yang belum percaya.
2. Saling terikat melalui urat-urat dan sendi-sendi
Apakah yang dimaksud dengan urat dan sendi? Inilah hubungan sesama antar anggota-anggota tubuh Kristus. Sendi berbicara tentang hubungan persekutuan dan urat adalah pengikat, yaitu kasih Kristus (Kol. 3:14). Jika hubungan kasih terbangun di antara anggota-anggota tubuh, maka tubuh akan mengalami kehidupan tubuh yang sehat. Persekutuan kasih mengakibatkan Allah Tritunggal betah untuk tinggal dalam dan di antara kita (Yoh. 14:23). Akibatnya, Allah Tritunggal menyatakan diriNya dengan berlimpah-limpah (Yoh. 14:21).
MELAKUKAN PEKERJAAN KRISTUS, BAHKAN LEBIH BESAR
Jika kita terus-menerus mempraktekkan gaya hidup tubuh, maka tubuh Kristus akan terus bertumbuh mencapai kepenuhannya. Yesus berkata, ”Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa,”(Yoh. 14:10, 12).
Ketika tubuh Kristus terbentuk saat Yesus pergi kepada Bapa, tubuhNya itu melakukan pekerjaan-pekerjaan yang Yesus lakukan, bahkan lebih besar dari pada itu. Apa pekerjaan-pekerjaan Bapa yang dilakukan oleh Yesus? Itulah kelima pekerjaan Bapa untuk membangun tubuh Kristus, yaitu pekerjaan apostolik, profetik, penginjilan, penggembalaan, dan pengajaran (Ef. 4:11-12). Tuhan berjanji bahwa bila tubuhNya terbangun, maka pekerjaan-pekerjaan Bapa seperti yang Yesus pernah lakukan akan kita lakukan, bahkan yang lebih besar dari pada itu. Marilah kita mulai dengan mendengar suara Kepala dan mentaatinya.



BBM – Bertemu, Bersaksi, Mengajak
Tanpa terasa kita sudah memasuki bulan ke-6 dari tahun 2014. Selama beberapa bulan ini kita terus membangun roda kehidupan kita, dalam setiap bagian jari-jarinya. Di bulan Juni ini, secara khusus kita akan membangun jari-jari (ruji) “kesaksian.”
Bersaksi bukanlah suatu usul atau sekedar gagasan dari Kristus. Bersaksi adalah sebuah tugas agung yang diperintahkan oleh Kristus kepada semua muridNya (Matius 28:19-20). Bahkan Kristus sendiri melalui Roh Kudus menggerakkan kita untuk menjadi saksi dari Yerusalem, Yudea, Samaria, dan sampai ke ujung bumi (Kisah Para Rasul 1:8).
Semua Orang Percaya Mampu Memenangkan Jiwa
Banyak orang Kristen tidak memiliki beban dan semangat untuk bersaksi dan memenangkan jiwa, karena mereka telah dikuasai oleh pikiran keliru tentang hal tersebut. Mereka berpikir bahwa bersaksi dan memenangkan jiwa adalah tugas para penginjil, sedangkan tidak semua orang adalah penginjil. Jadi, mereka berpendapat bahwa tidak semua orang ditugaskan dan mampu bersaksi dan memenangkan jiwa. Beberapa orang Kristen lainnya berpikir bahwa bersaksi dan memenangkan jiwa adalah “tugas” yang berat, sulit, dan mengerikan. Mereka selalu berpikir bahwa bersaksi dan memenangkan jiwa hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang telah terlatih untuk menjelaskan teologi penginjilan yang rumit.
Apakah pemikiran-pemikiran banyak orang Kristen ini benar? Tentu tidak. Tuhan memerintahkan kepada semua murid untuk bersaksi dan memenangkan jiwa, karena Tuhan tahu bahwa setiap murid Kristus mampu melakukannya. Oleh karena itu, kita akan mempelajari sebuah cara sederhana yang dilakukan oleh murid-murid Kristus untuk bersaksi dan memenangkan jiwa.
Filipus Memenangkan Natanael
Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret." Kata Natanael kepadanya: "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?" Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!" Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara." Kata Natanael kepada-Nya: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!" ~Yohanes 1:45-49~

Saat Filipus membawa Natanael kepada Kristus, Filipus belum menjadi seorang rasul yang dewasa rohani. Filipus belum pernah mengikuti pelatihan apapun tentang penginjilan. Ia hanyalah seorang pemuda yang baru bertemu Kristus. Justru inilah kunci yang paling utama untuk menjadi pemenang jiwa, “telah bertemu Kristus”. Orang yang telah bertemu Kristus memiliki gairah dan kapasitas untuk memenangkan jiwa.
Mari kita lihat bagaimana Filipus memenangkan Natanael. Untuk memudahkan kita mengingatnya, saya menggunakan akronim “BBM” untuk menjelaskan 3 langkah yang dilakukan Filipus dalam memenangkan jiwa, yaitu:
- Bertemu dengan Natanael
- Bersaksi kepada Natanael
- Mengajak Natanael bertemu Yesus
1. Bertemu
“Filipus bertemu dengan Natanael ...” (ayat 45)
Natanael tentunya adalah seseorang yang tinggal tidak jauh dari Filipus dan sudah mengenal serta memiliki hubungan dengannya. Filipus tidak dikatakan sebagai baru berkenalan dengan Natanael, namun ia bertemu dengan Natanael. Filipus bukan mencari orang-orang jauh yang tidak dikenalnya, tetapi orang-orang yang ada di lingkaran komunitasnya. Jadi, langkah pertama yang paling penting dalam memenangkan jiwa adalah melakukan kontak atau pertemuan dengan jiwa-jiwa yang dipercayakan oleh Tuhan di sekitar kita, dalam lingkaran perhatian kita (the concentric circle of concern).
Setiap orang pasti mempunyai Natanael (wanita: Nataniela) dalam lingkaran di atas. Berdoalah agar Tuhan menyatakan nama-nama orang yang Ia gerakkan untuk kita kontak. Lakukanlah kontak dengan berbagai kegiatan yang dapat mempererat hubungan, seperti: minum kopi, makan bersama, berolah raga, melakukan hobby, dan sebagainya.
2. Bersaksi
“Filipus ... berkata...” (ayat 45)
Setelah hubungan dibangun menjadi semakin erat, Filipus mulai bersaksi kepada Natanael, dengan cara pendekatan yang tepat. Filipus bersaksi dengan pendekatan yang cocok untuk Natanael (atau Nataniela) yang adalah orang Yahudi, yang sedang menantikan datangnya Mesias (Juru selamat). Filipus bersaksi dengan sederhana sekali. Ia hanya menceritakan bahwa ia telah bertemu Kristus yang dinubuatkan oleh kitab Taurat dan para nabi (ayat 45). Semua orang percaya dapat menceritakan pengalamannya bertemu Kristus kepada orang lain. Berdoalah dan amatilah, pendekatan apa yang tepat untuk orang-orang yang akan mendengar kesaksian kita ini, kemudian doakan hasilnya. Kesaksian yang kita ceritakan tentang Yesus memiliki kuasa Roh Kudus yang akan menyentuh hati orang-orang yang mendengarnya. Mengapa? Ingat, “karena kesaksian Yesus adalah roh nubuat.” (Wahyu 19:10)
3. Mengajak
"Mari dan lihatlah!" (ayat 47)
Dalam proses pemenangan jiwa, pasti ada rintangan dan tantangan. Tidak semua orang yang kepadanya kita bersaksi bisa dengan mudah menjadi percaya. Natanael adalah orang yang jujur dan sangat berpegang pada ajaran Alkitab. Natanael meragukan Kristus karena Filipus menjelaskan bahwa Yesus berasal dari Nazaret. Nazaret bukanlah kota kelahiran Mesias. Nazaret adalah kota yang penuh kejahatan dan sebelumnya tidak ada sesuatu yang baik yang keluar dari Nazaret.
Bagaimana langkah Filipus selanjutnya terhadap Natanael yang ragu-ragu itu? Luar biasa sekali! Filipus hanya berkata: “Mari dan lihatlah.” Inilah kunci utama yang berikutnya. Mengajak orang untuk langsung melihat Yesus. Ini adalah strategi pemenangan jiwa yang sangat jitu. Ajaklah jiwa yang ragu-ragu untuk langsung melihat dan mengalami Kristus. Pada waktu itu, Yesus dapat dilihat secara pribadi dan secara fisik. Bagaimana dengan masa sekarang? Di manakah sekarang Yesus berada?
“Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.” ~Matius 18:20~
Yesus sekarang dapat dijumpai di dalam komunitas orang percaya, yaitu rumah Tuhan (2 Korintus 6:16). Jadi, mari kita mengajak orang-orang yang belum percaya untuk bertemu dengan Yesus dalam rumahNya. Bawalah mereka untuk berjumpa Yesus dalam pertemuan-pertemuan rumah Tuhan. Ibadah raya, kelompok pemuridan, seminar, KKR, dan komsel adalah pertemuan-pertemuan rumah Tuhan.
Membangun Rumah Tuhan
Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu" Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia." ~Yohanes 1:50-51~
Setelah Natanael percaya kepada Yesus sebagai Rabi, Anak Allah, dan Raja Israel, kemudian Yesus berkata bahwa ia akan melihat hal-hal yang lebih besar lagi. Hal apakah yang dimaksud oleh Yesus? Inilah penggenapan dari mimpi Yakub atau Israel pada waktu ia bermimpi tentang rumah Tuhan (Kejadian 28:1-22). Itulah sebabnya Yesus berkata bahwa Natanael adalah Israel baru, yang tidak ada kepalsuan (Bahasa Inggris – NKJV: no deceit = tidak mengandung tipuan). Natanael mewakili jiwa-jiwa baru yang setelah percaya kepada Yesus, mereka akan masuk ke dalam Betel atau rumah Tuhan yang pernah dimimpikan oleh Israel (Yakub) lama, yang penuh tipuan. Natanael yang dimenangkan ini menjadi batu hidup yang dibangun menjadi rumah Allah (Betel) ini.
Apa artinya semua ini bagi kita orang percaya? Sebagai orang percaya, yang sudah bertemu dengan Yesus, kita tidak boleh berhenti menginjil dan membawa orang untuk percaya kepada Yesus. Mengapa? Karena memenangkan jiwa adalah membangun rumah Allah. Memenangkan jiwa adalah agar mengumpulkan Natanael-Natanael (Nataniela-Nataniela) menjadi batu-batu hidup yang dibangun menjadi rumah Allah (Betel), yang telah dinyatakan kepada Yakub dalam Perjanjian Lama (Kejadian 28:1-22).
Mari kita mulai dari setiap pribadi di dalam komunitas sel, kita merencanakan proyek Natanael dan Nataniela kita. Mari kita BBM Natanael dan Nataniela kita.
(Ir. Eddy Leo, M. Th, Apostolic Team Ministry, Abbalove Ministries)

Mengasihi & memelihara
Description: PDF| Description: Print| Description: Write e-mail
Description: http://www.abbalove.org/images/stories/eventApr2014/FokusApr2014.jpgSelama bulan lalu, kita telah memfokuskan diri pada prinsip “Belajar dan Mengajar”. Sebab, prinsip tersebut adalah salah satu fungsi kita sebagai imam, untuk mengajarkan firman Tuhan (Maleakhi 2:7-9). Jadi, kita harus meneruskan prinsip tersebut dalam kehidupan kita. Sebagai imam, kita terus-menerus belajar dan mengajarkan prinsip-prinsip mendasar, seperti ilustrasi roda kehidupan di bulan lalu. Karena itu, mari kita terus-menerus membangun jari-jari roda kehidupan kita: bertekun dalam firman, doa, kehidupan tubuh Kristus, dan bersaksi.
Pada bulan ini, sementara kita terus bertekun dalam firman, kita juga berfokus untuk belajar bagaimana berfungsi sebagai imam yang menggembalakan. Seorang imam dipanggil Tuhan untuk menggembalakan. Nabi Musa menulis, “Imam-imam bani Lewi haruslah tampil ke depan, sebab merekalah yang dipilih TUHAN, Allahmu, untuk melayani Dia dan untuk memberi berkat demi nama TUHAN; menurut putusan merekalah setiap perkara dan setiap hal luka-melukai harus diselesaikan,”(Ulangan 21:5).

Tugas penggembalaan kita sebagai imam adalah memberi berkat demi nama Tuhan dan menyelesaikan tiap perkara dan luka hati yang terdapat pada umat Tuhan. Kita dipanggil untuk memberikan berkat dan bukan untuk mengutuk, menghakimi dan bukan menghukum. Sebaliknya, sebagai imam kita dipanggil untuk mengampuni dan menyembuhkan orang lain (Lukas 6:37-38). Ini adalah tugas kita di dalam keluarga, komunitas sel, dan dimanapun kita berada dalam kehidupan sehari-hari.

Kehadiran kita bukan mendatangkan luka dan kutuk, tetapi kesembuhan dan berkat. Inilah waktunya bagi kita belajar untuk memberkati dan menyembuhkan pasangan, anak, dan keluarga kita. Anggota-anggota komsel yang berbeban berat dan luka memerlukan fungsi kita sebagai imam untuk memberkati dan menyembuhkan mereka. Tidak mustahil Tuhan dapat memakai kita untuk memberkati dan melayani orang-orang yang hidupnya penuh pergumulan di dalam masyarakat dimana Tuhan menempatkan kita setiap hari. Ada kuasa kesembuhan yang luar biasa, yang akan mengalir keluar melalui hidup kita. Ada berkat ilahi yang hebat akan tersalur dari kita.
Meskipun kuasa dan berkat Tuhan telah tersedia dan siap mengalir melalui imam-imamNya, tetapi setiap imam perlu belajar bagaimana melepaskan kuasa dan berkat tersebut. Yohanes menuliskan perintah ini, “Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita. Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya? Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran,” (1 Yohanes 3:16-18).
Jadi, untuk memberkati saudara seiman dengan berkat lahiriah (harta), kita seharusnya terlebih dahulu mengerti dan mengalami kasih Kristus yang begitu besar. Kasih Kristus yang harus terlebih dahulu kita alami. Tahukah Anda bahwa kasih Kristus begitu besar sehingga Ia rela menyerahkan nyawaNya bagi hidup kita. Jika kita telah menghayati kasih Kristus yang sedemikian besar, maka kita akan mampu menyerahkan nyawa kita bagi saudara-saudara kita. Jika kita sudah rela menyerahkan nyawa kita, maka tidak akan ada masalah bagi kita untuk menyerahkan harta lahiriah kita.
Bulan ini kita akan belajar untuk mengasihi, bukan hanya dengan perkataan, tapi juga dengan perbuatan dan dalam kebenaran. Perbuatan kasih tidak mungkin diekspresikan lewat kita bila kita tidak memiliki iman. Hanya oleh iman segala perbuatan diekspresikan oleh orang percaya. Bacalah Ibrani 11:1-40, Anda bisa melihat iman yang diekspresikan lewat perbuatan para raksasa iman. “Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, karena Allah berkenan akan persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia mati. Karena iman Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah. Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. Karena iman, maka Nuh -- dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan -- dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya; dan karena iman itu ia menghukum dunia, dan ia ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya,” (Ibrani 11:4-7).
Oleh sebab itu, kita perlu iman untuk mengasihi orang lain dengan kuasa dan berkat-Allah. Dari manakah datangnya iman? Kata Paulus, “Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus,”(Roma 10:17). Jadi, kita harus memiliki iman terlebih dahulu sebelum mengasihi dan melayani orang lain. Karena jika kita tidak memiliki iman, maka mustahil kita melakukannya. Untuk memiliki iman, kita perlu merenungkan firman Tuhan dengan metode 4M (pendalaman Alkitab metode salib), yang diajarkan bulan lalu. Mari, kita terus mempraktekkan 4M dengan bahan-bahan saat teduh bulan ini. Karena kita percaya bahwa melalui hal itu, kita semua bisa menjadi imam-imam yang maksimal.
(Ir. Eddy Leo, M. Th. Penatua Abbalove ministries.)


BELAJAR DAN MENGAJAR
|
Tugas seorang imam adalah saling mengajarkan firman Tuhan kepada sesamanya (Maleakhi 2:7-9). Namun sebelum kita mengajarkan firman Tuhan, kita sendiri harus belajar firman Tuhan. Belajar adalah tindakan awal sebelum kita mengajar. Belajar dan mengajar adalah pekerjaan utama seorang imam dalam pemuridan. Jika kita ingin menjadi murid sejati yang memuridkan orang lain, maka kita harus belajar dan mengajarkan orang lain hal-hal yang paling mendasar dalam pemuridan.
Pada bulan ini, kita semua akan berfokus untuk untuk belajar dan mengajarkan hal-hal yang paling mendasar agar seseorang dapat bertumbuh sebagai seorang murid.
Hal-hal mendasar tersebut berkaitan dengan tindakan-tindakan mendasar yang diperlukan untuk menjalani roda kehidupan yang berpusatkan Kristus.
Marilah kita memperhatikan ilustrasi sebagai berikut: Teman saya Jim Millard membagikan sebuah gambar yang sering ia pergunakan dalam memuridkan orang lain.
Seorang murid harus belajar bagaimana membangun hidupnya agar selalu berpusatkan Kristus dalam segala kegiatan hidupnya.

Kehidupan seorang murid diumpamakan seperti ban roda kehidupan, yang hanya dapat berputar dengan baik bila ia dihubungkan dengan porosnya, yaitu Kristus. Tanpa Kristus kehidupan kita tidak akan berjalan dengan wajar dan lancar. Ban roda kehidupan kita terdiri dari 2 bagian, yaitu: bergantung dan taat kepada Tuhan, serta mengasihi dan melayani sesama kita.

Apapun yang kita lakukan dalam hidup ini haruslah dilakukan dalam ketergantungan dan ketaatan kepada Tuhan. Sedangkan motif dan tindakan nyata kita terhadap sesama adalah dalam kasih dan pelayanan.
Lalu bagaimanakah ban roda kehidupan seorang murid dapat dijalankan? Satu-satunya cara adalah dengan menghubungkan ban roda kehidupan dengan poros (Kristus) melalui 4 ruji (jari-jari). Keempat ruji itulah yang menghubungkan roda dengan porosnya. Ada 4 hal yang harus kita lakukan dengan setia. Hal-hal itulah yang akan menghubungkan kita dengan Kristus, pusat kehidupan kita.

Description: http://www.abbalove.org/images/stories/eventMar2014/roda.png
Hubungan Vertikal (Ruji Vertikal)
1. Firman Tuhan
Melalui firman Tuhan, kita berhubungan dengan Allah. Bila kita tinggal di dalam Kristus dan firmanNya tinggal di dalam kita, maka kita pasti berbuah (Yohanes 15:4-8).
2. Doa
Doa adalah hubungan Dialog antara Orang dengan Allah (D.O.A). Doa adalah seperti kita bernafas. Kita “membuang nafas” dengan berbicara kepada Allah, dan kita “menarik nafas” dengan mendengar suaraNya dalam doa (Matius 6:5-6; 7:7-8). Doa adalah suatu tindakan penyerahan tubuh kepada Tuhan, agar hidup kita diperintah Kristus sepenuhnya (Roma 12:1).

Hubungan Horizontal (Ruji Horizontal)
3. Hidup dalam tubuh Kristus
Hubungan dengan Tuhan tidaklah lengkap tanpa hubungan dengan sesama. Kita bukan sekedar diselamatkan dari dosa, tetapi kita dibaptis ke dalam tubuh Kristus (1 Korintus 12:13). Karena itu kita tidak dapat hidup normal, bahkan diperbaharui terus-menerus tanpa hidup di dalam tubuh Kristus (Kolose 3:8-17).
4. Bersaksi
Kita perlu seimbang dalam hubungan ke dalam (hidup dalam tubuh Kristus) dan hubungan ke luar (bersaksi). Hubungan ke luar sama pentingnya dengan hubungan ke dalam. Dengan melakukan kehendak Allah, yaitu pekerjaan penuaian jiwa-jiwa, Kristus mendapatkan “makanan” bagi jiwaNya (Yohanes 4:32-37).
Marilah kita mencontoh Kristus untuk memberikan makanan kepada jiwa kita dengan mempraktekkan kesaksian dan memenangkan jiwa.

PENDALAMAN ALKITAB METODE SALIB
Sekarang kita akan mempelajari lebih dalam, bagaimana seorang murid mempelajari firman Tuhan dengan metode yang efektif. Saya akan memperkenalkan kembali metode pendalaman Alkitab yang pernah diperkenalkan sebelumnya, yaitu 4M (Menerima, Merenungkan, Melakukan, Membagikan), atau yang dalam komunitas sel disebut PTP (Pertanyaan, Terang, Pedang). Namun dengan prinsip yang sama dalam metode ini kita akan sedikit menyempurnakan 4M. Perubahan itu hanya untuk membuat lebih efektif pendalaman Alkitab kita, yang diambil dari Ezra 7:10.
“Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel.” ~Ezra 7:10~
Supaya mudah diingat, kita menyebut metode ini sebagai pendalaman Alkitab metode salib.

Langkah 1: Membaca Firman di Hadirat Kristus
Pertama-tama Ezra mempersiapkan hatinya. Itulah sebabnya ia “bertekad” (di dalam hatinya) untuk mendalami Taurat Tuhan. Membaca adalah langkah awal untuk melakukan perenungan firman Tuhan. Jadi kita mengembangkan bagian perenungan menjadi: membaca firman (langkah 1) dan merenungkan firman (langkah 2). Kedua langkah ini harus dilakukan di hadirat Kristus, yaitu dengan melibatkan hadirat Kristus dalam doa. Kita membaca dan merenungkan sambil berkoneksi dengan Kristus. Hanya Kristuslah yang dapat membuka pikiran kita, agar kita dapat mengerti kitab suci (Lukas 24:45).

Langkah 2: Merenungkan Firman di Hadirat Kristus
Seperti langkah 1, langkah 2 harus tetap dilakukan di hadirat Kristus. Kristus mulai bekerja di dalam hati dan pikiran kita untuk memberikan pertanyaan-pertanyaan yang kreatif, untuk menggali firman Tuhan yang sedang dibaca. Misalnya: Apakah inti dari ayat-ayat tersebut?; Apakah artinya?; Mengapa ...?; Bagaimana ...?; Kapan ...?; Siapa ...?; dan pertanyaan-pertanyaan lainnya.
Dalam merenungkan firman, Kristus pasti akan menuntun kita untuk merenungkan firman sesuai dengan konteks (kaitan dengan bagian yang lain, ayat-ayat sebelum dan sesudahnya, sejarah, masa sekarang, dan hal-hal lainnya).

Langkah 3: Mendengar dan Melakukan Firman Kristus
Mendengar dan melakukan adalah 2 langkah yang tidak dapat dipisahkan, karena Tuhan tidak ingin kita hanya mendengar, tetapi kita harus mendengar dan melakukannya.
Alkitab adalah firman Allah tanpa salah. Ketika kita merenungkan firman Allah maka pada langkah ini Tuhan mulai memberikan pencerahan akan firmanNya kepada kita.
“Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.” ~Roma 10:17~
Pada saat terjadi pencerahan akan firmanNya oleh Roh Kudus, maka kita mulai mendengar firmanNya di dalam hati/pikiran kita. Hal itulah yang memberikan iman kepada kita untuk melakukannya. Kita harus datang kepada Kristus, mendengar, barulah kita dapat melakukan firmanNya.
Orang-orang Yahudi di zaman Yesus mencoba membaca Alkitab tanpa datang kepada Kristus,maka mereka tidak memperoleh hidup dari Kristus.
“Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.” ~Yohanes 5:39-40~
Firman Tuhan adalah roh dan hidup (Yohanes 6:63). Bila kita datang kepada Kristus dan mendengarkan firmanNya, maka kehidupan itu kita terima. Akibatnya, kehidupan yang diberikan oleh firman Kristus itu memberikan kemampuan untuk mempraktekkannya dalam kehidupan kita.
Pada langkah ini kita harus segera membuat langkah-langkah praktis untuk mempraktekkan firman Tuhan. Langkah-langkah aplikasi harus bersifat praktis (dapat dilakukan) dan terukur. Contoh: “Saya mau taat berdoa dan mendalami Alkitab selama 30 menit setiap hari,” atau “Saya tidak akan membiarkan pikiran-pikiran dosa masuk ke dalam pikiran/hati saya lebih dari 5 detik.”
Meskipun kita telah membuat langkah aplikasi, namun satu hal yang harus kita sadari adalah bahwa tanpa Kristus kita tidak mungkin mempraktekkan firman Tuhan dengan kekuatan kita sendiri. Berdoa dan bergantunglah kepada Kristus untuk mempraktekkan firmanNya (Yohanes 15:5; Galatia 2:19-20).

Langkah 4: Membagikan Firman Tuhan
Bagian terakhir dari langkah 4 adalah membagikan firman Tuhan yang kita dapatkan. Inilah tujuan akhir dari pendalaman Alkitab, yaitu supaya kita dapat:
a. Saling mengajar/menasehati di dalam komunitas kita (keluarga, komsel, dan komunitas lainnya) --- Kolose 3:16.
b. Memuridkan orang lain dengan mengajarkan prinsip-prinsip yang sama (4M dan roda kehidupan) --- Matius 28:19-20.
Selama sebulan kita akan dituntun secara praktis untuk mempraktekkan “roda kehidupan” dengan pendalaman Alkitab metode salib.
Simpanlah materi yang berharga ini. Belajarlah dan ajarkanlah materi ini kepada orang-orang yang perlu dimuridkan, maka kehidupan Anda pasti bertumbuh dan berbuah lebat.
IMAM-IMAM yang APOSTOLIK
| |
Kita telah mencanangkan bahwa bulan Januari 2014, sebagai sebuah permulaan baru yakni menjadi gereja yang apostolik. Di bulan Februari ini, kita mencanangkan hal-hal detail dan praktis tentang bagaimana menjadi gereja yang apostolik. Gereja apostolik mempunyai dua kata kunci yang harus dipraktekkan dengan konsisten, yaitu “build” (membangun) dan “send” (mengutus).
Kata “build” berkaitan dengan Amanat Rasuli, yaitu membangun tiap anggota jemaat secara bersama untuk menjadi komunitas-komunitas agape yang membawa setiap anggota jemaat mencapai keserupaan dengan Kristus Yesus. Sedangkan kata “send” berkaitan dengan Amanat Agung, yaitu diutus untuk memenangkan jiwa demi pembangunan rumah Tuhan.

Jika dua tahun lalu kita lebih banyak berfokus pada “build” daripada “send”, maka pada tahun 2014 ini, kita lebih berfokus kepada “send” daripada “build”. Hal ini kita lakukan agar kita menjadi gereja apostolik yang seimbang dalam aksi “build” and “send”. Selama dua tahun terakhir, kita lebih berfokus kepada “build to send”, maka sekarang kita lebih banyak berfokus kepada “send to build”. Oleh karena itu, marilah kita mulai dari pribadi, keluarga, komsel dan komunitas-komunitas lain berfokus kepada pengutusan.
Dalam gereja apostolik, tiap anggota jemaat adalah utusan misi yang ditugaskan oleh Allah dalam tiap bidang kehidupan, dimana ia ditempatkan setiap hari.

* Seorang pelajar diutus oleh Tuhan untuk melakukan pekerjaan misi di dunia pelajar, yaitu di sekolahnya.
* Seorang ibu rumah tangga adalah utusan misi untuk mengerjakan pekerjaan misi di lingkungan rumah dan di tempat dimana ia berada setiap hari.
* Demikian pula seorang profesional, pegawai, petani, perawat, dosen, dokter, dan profesi-profesi lain, diutus oleh Tuhan untuk melakukan pekerjaan misi di tempat di mana Tuhan menempatkan mereka setiap hari.

Itulah sebabnya, semua kehidupan dan komunitas kita harus diubah fokusnya untuk mengarah pada pekerjaan misi. Kita tidak perlu mengganti pekerjaan kita, tetapi kita dapat mengubah fokus kita, sehingga cara kita melakukan pekerjaan itu akan menjadi berbeda. Kita tidak dipanggil untuk melayani dunia, tetapi untuk melayani Tuhan dan menyelesaikan tugas Amanat AgungNya. Jadi, diperlukan “shifting” (pengalihan) dari fokus lama atau fokus yang salah kepada fokus yang baru dan tepat.

IMAMAT YANG APOSTOLIK
Lalu, bagaimana caranya agar kita mencapai sasaran ini? Gereja apostolik tidak dapat dicapai tanpa berfungsinya semua anggota jemaat sebagai kerajaan imam. Setiap anggota jemaat harus berfungsi sebagai imam-imam. Namun imam yang seperti apakah? Jawabannya adalah menjadi imam-imam yang apostolik. Memang tugas pertama seorang imam adalah sebagai tukang bangunan (1 Petrus 2:4-10). Imam yang Alkitabiah adalah seorang imam yang membangun rumah Tuhan. Pada suatu kali, Tuhan membuka mata rohani saya dan mulai memperlihatkan kepada saya tugas seorang imam. Bagi seorang imam, hal terpenting yang harus dipraktekkan dalam hidupnya adalah beribadah. Tanpa ibadah, maka imam tidak dapat berfungsi. Seorang imam adalah seorang pelayan yang mendasari semua pelayanannya di atas dasar ibadah yang kudus. Sebenarnya, pekerjaan seorang imam adalah merupakan ibadah. Jadi, pada bulan Februari ini, kita akan banyak belajar tentang bagaimana mempraktekkan ibadah di dalam semua pekerjaan kita sebagai imam.
Selamat beribadah dan membangun rumah Tuhan.
Eddy Leo (Penatua Jemaat Abbalove Ministries)

ANGGUR YANG BARU DI TAHUN YANG BARU


Tanpa terasa waktu berlalu dengan cepat, sehingga kita sudah memasuki tahun baru 2014. Mari, kita memasuki tahun baru ini dengan prinsip dan cara hidup yang baru. Sebab, Tuhan ingin memberikan hal yang baru kepada kita. Hal apakah itu?
“Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian, anggur yang baru itu akan mengoyakkan kantong itu dan anggur itu akan terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula. Dan tidak seorangpun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur yang baru, sebab ia akan berkata: Anggur yang tua itu baik." ~Lukas 5:37-39~
Anggur baru apakah itu? Anggur baru adalah kebenaran dan prinsip hidup yang disediakan oleh Kristus bagi kita, yang telah dipanggil ke dalam kerajaanNya. Namun, seperti orang-orang Yahudi pada zaman Yesus, mereka masih terikat pada “kirbat kulit” tua. Jika anggur baru diberikan, maka akan terkoyaklah “kirbat kulit” tua, dan anggur baru pun akan terbuang. Kirbat kulit yang tua menggambarkan sistem keagamaan Yahudi yang lama, dan telah bercampur dengan tradisi manusia. Hal itulah yang menghalangi tersimpannya air anggur baru, yaitu kebenaran dan prinsip hidup yang diajarkan oleh Kristus kepada mereka.
Demikian pula yang terjadi sekarang. Gereja masa kini hampir sama keadaannya di zaman Yesus, dimana banyak “anggur baru” disediakan bagi gereja, tapi gereja mempertahankan “kirbat kulit” tua, yaitu sistem yang dipengaruhi tradisi manusia yang bertentangan dengan kebenaran. Hal inilah yang membuat gereja masa kini tidak mengalami anggur baru dan cara hidup baru sesuai apa yang disediakan oleh Kristus bagi gerejaNya.
Ganti Kirbat Kulit
Jika kita merindukan anggur baru yang dicurahkan kepada kita pada tahun 2014 ini, maka kita harus mempersiapkan diri untuk mengubah kirbat kulit tua menjadi kirbat kulit baru. Kirbat kulit berkaitan dengan kondisi hati kita. Apakah kita bersedia memiliki hati yang siap sedia untuk berubah? Apakah kita memembiarkan Tuhan menyingkapkan konsep dan sistem hidup lama, yang dipengaruhi oleh tradisi manusia yang bertentangan dengan firman Tuhan. Tradisi manusia adalah kebiasaan hidup yang digerakkan oleh konsep dan sistem yang tertanam di pikiran bawah sadar kita. Itu sebabnya, sepanjang tahun lalu, Tuhan telah mempersiapkan kita dengan mengajarkan kita bagaimana menyingkirkan pikiran-pikiran bawah sadar yang bertentangan dengan firman Tuhan.
Mari kita terus mempraktekkan prinsip transformasi hati tersebut pada tahun ini. Hendaklah kita aktif membiarkan Tuhan menyingkapkan pikiran tradisi manusia, yang bertentangan dengan firman yang tertanam di pikiran bawah sadar kita. Singkirkan pikiran tersebut dan terima “anggur baru,” yaitu kebenaran dan cara hidup dari Tuhan. Tanamkanlah kebenaran tersebut dalam pikiran bawah sadar kita. Bila kebenaran-kebenaran (anggur baru) itu tertanam di pikiran bawah sadar kita, maka kita menjadi tanah hati yang baik, yang pasti menghasilkan buah.

Terima Anggur Baru
Jika hati dan pikiran kita siap untuk berubah, maka Tuhan mencurahkan anggur yang baru kepada kita. Marilah kita memulai sebuah permulaan baru di tahun 2014 ini. Kita mempraktekkan kebenaran-kebenaran yang diberikan oleh Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari. Ada beberapa hal yang merupakan “anggur baru,” yang akan kita praktekkan dengan “kirbat kulit” baru:
1. Keimamatan semua orang percaya.
Tahun ini kita mau mempraktekkan keimamatan semua orang percaya. Kita adalah pelayan Tuhan yang diutus untuk membangun rumah Tuhan. Semua orang Kristen menginjil, memuridkan, menggembalakan, bernubuat dan bermisi. Semua tradisi manusia yang sudah tertanam di pikiran bawah sadar, yang mempercayai bahwa hanya kaum “pendeta,” para fulltimer, atau penatua-penatua saja yang melayani harus dibersihkan. Semua orang percaya (anggota jemaat) akan dilatih tahun ini untuk menjadi murid-murid yang siap memuridkan orang lain dalam pemuridan one on one. Setiap komunitas sel akan diperlengkapi oleh kelima pelatih (equippers), sehingga menjadi sehat dan siap membangun rumah Tuhan di area (kota) dan provinsi kita.
2. Kepenatuaan dan jemaat lokal
Ketika penatua-penatua ditetapkan di setiap jemaat lokal, maka jemaat-jemaat lokal di Abbalove Ministries akan bertumbuh dengan kasih karunia Tuhan. Gaya hidup kepemimpinan majemuk dari Allah Tritunggal akan diteladani oleh para penatua dan pemimpin yang ada. Setiap komselpun akan memiliki pemimpin-pemimpin yang majemuk. Akibatnya, gaya hidup saling tinggal dan saling mengasihi dari Allah Tritunggal terekspresi dari setiap jemaat lokal di Abbalove Ministries. Semua jemaat lokal yang ada harus siap berjejaring dengan bagian lain dari tubuh Kristus yang ada untuk menjangkau area tersebut bersama-sama. Kita harus menyingkirkan konsep-konsep berjemaat yang tidak alkitabiah, yang berasal dari tradisi-tradisi manusia, yang bertentangan dengan firman dari pikiran bawah sadar kita.
3. ATM dan misi
Walau setiap jemaat lokal telah menjadi otonom, tetapi setiap jemaat lokal harus mempunyai hubungan yang interdependen (saling bergantung) dengan tim kerasulan (Apostolic Team Ministry) dan jemaat-jemaat lokal lainnya. Ini sebuah paradoks. Otonom, namun interdependen. Walau setiap jemaat lokal telah otonom, namun mereka tetap perlu mendengar apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemat lokal lainnya (Wahyu 3:6). Walaupun setiap jemaat lokal telah otonom, namun perlu terus-menerus diperlengkapi oleh kelima jawatan (rasul, nabi, penginjil, gembala, dan guru) dari ATM, untuk menjadi dewasa penuh. Ada satu hal lagi yang sangat penting. Pada tahun ini kita akan bertumbuh sebagai gereja yang apostolik (misioner). Setiap anggota jemaat bukanlah penonton pasif, tetapi mereka adalah utusan Kristus yang siap pergi ke ladang misi, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun ke suatu suku atau kelompok yang belum terjangkau. Oleh karena itu, kita harus menyingkirkan pikiran-pikiran tradisional yang bertentangan dengan hal-hal di atas, yang sudah tertanam di pikiran bawah sadar kita.
Komsel dan Pemuridan One on one
Semua “anggur baru” dapat ditampung bila kita menyediakan kirbat kulit baru. Saya percaya kirbat kulit baru bukan hanya berbicara dalam kaitan dengan hati, tetapi juga berbicara mengenai “wadah” atau sistem kejemaatan yang ada. Semua kebenaran dan cara hidup (anggur baru) yang diberikan kepada kita oleh Tuhan tidak mungkin efektif dipraktekkan bila tidak ada “wadah” (kantong kulit) yang cocok. Wadah / sistem gerejanya harus mendukung kebenaran / prinsip hidup yang disediakan oleh Tuhan. Saya yakin wadah / sistem gereja adalah komsel dan pemuridan one on one. Contoh: tidaklah mungkin kita mempraktekkan imamat semua orang percaya bila setiap orang percaya tidak hidup di dalam komsel dan mempraktekkan pemuridan one on one. Tidak mungkin penatua-penatua mempraktekkan gaya hidup saling tinggal dan saling mengasihi, bila mereka tidak pernah kumpul sebagai sebuah komsel. Mereka tidak mungkin memultiplikasikan gaya hidup itu dengan efektif kepada penatua-penatua baru, bila mereka tidak memuridkan penatua-penatua baru dengan pemuridan one on one.
Demikian juga dengan ATM dan misi. Oleh sebab itu, pada tahun ini kita akan memastikan agar setiap anggota jemaat memiliki “kirbat kulit” baru. Kita akan memastikan agar setiap anggota jemaat tertanam dalam komsel dan mempraktekkan pemuridan one on one.
Eddy Leo, M. Th, penatua jemaat Abbalove Ministries.

Multiplication
Description: PDF| Description: Print| Description: Write e-mail
Syalom saudara-saudara yang kami kasihi!
Pada tanggal 21 Desember, 2013, Abbalove akan mengambil suatu tindakan multiplikasi yang baru dan sangat penting di dalam sejarah Abbalove. Mudah-mudahan menjadi berkat besar bagi seluruh Tubuh Kristus.
Sejak Abbalove lahir sebagai gerakan mahasiswa pada tahun 1979, kita sudah memiliki keinginan menjadi mercu suar dan teladan dalam mengikuti pemulihan-pemulihan yang terjadi pada waktu itu. Kita sudah mengalami banyak tahap pemulihan dalam berbagai segi kehidupan jemaat – gerakan karismatik, gerakan misi Jendela 10/40, Amanat Agung, awal pemulihan imamat rajani, pujian dan penyembahan, kehidupan komunitas sel, gerakan apostolik dan profetik, gaya hidup Kerajaan Allah, maksud abadi Allah dan lain-lain.
Kini adalah waktu untuk pemulihan lebih lanjut dalam Amanat Rasuli, yaitu pemulihan sepenuhnya imamat rajani, multiplikasi kepenatuaan dalam jemaat-jemaat lokal dan pemulihan peranan lima jawatan atau Apostolik Team Ministry.
Mengapa harus ada pemulihan dan multiplikasi?
Rencana Allah sejak semula adalah multiplikasi. Pada mula pertama Allah – Bapa, Firman dan Roh Kudus – telah merencanakan multiplikasi, mulai dengan diri-Nya sendiri. Maka Allah berfirman, “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita,”(Kejadian 1:26). Allah ingin memenuhi sorga dan kekekalan dengan manusia yang serupa dengan diri-Nya(Roma 8:29). Tapi Iblis berusaha untuk menggagalkan rencana Allah. Namun maksud abadi Allah pasti tergenapi. Walau Gereja sudah jatuh dan jauh dari rencana itu, kini proses pemulihan sedang berjalan.
Kisah 3:18-21,
“Allah telah menggenapi apa yang telah difirmankan-Nya dahulu dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa Mesias yang diutus-Nya harus menderita. Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan, agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula diuntukkan bagimu sebagai Kristus. Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu.”

Semua nubuatan tentang kedatangan Kristus pertama kali sudah digenapi. Ternyata, bahwa Yesus tidak akan datang kembali untuk kedua kalinya sebelum pemulihan segala sesuatu yang sudah dinubuatkan. Dia pasti akan kembali tepat pada waktunya. Kita tidak bisa menghalangi kedatangan-Nya, tetapi kita bisa menghalangi diri kita sendiri dari mengambil bagian dalam gerakan kemuliaan yang akan terjadi itu.
Itulah sebabnya, kita harus sadar dan bertobat. Ini adalah seruan yang sama yang diberikan kepada jemaat Efesus agar mereka ingat betapa dalam mereka telah jatuh dan bertobat, yaitu kembali mempraktekkan apa yang semula Tuhan telah berikan (Wahyu 2:4-6).
Pemulihan segala sesuatu adalah kehendak Tuhan dan Dia sudah berjanji kepada kita bahwa “Aku akan memulihkan kepadamu tahun-tahun yang hasilnya dimakan habis,”(Yoel 2:25). Tantangan kita adalah menjadi sadar, mengetahui, bertobat, kembali dan bertindak dengan iman untuk melakukan kebenaran-Nya. Tanpa sadar, kita tinggal dalam kebodohan dan menjadi tukang bangunan yang bodoh yang tidak sanggup membangun rumah yang kuat (Matius 7:24-27). Jangan sampai kita menjadi gadis yang bodoh, yang tidak akan masuk pesta kawin (Matius 25:1-13). Jangan tinggal bodoh, tetapi sadarlah dan bertobatlah!

INILAH WAKTUNYA
Dalam Minggu Penebusan, ada 6 Hari yang masing-masing 1000 tahun. 2000 tahun pertama adalah Zaman Bapa. 2000 tahun berikut adalah Zaman Anak. 2000 tahun berikut adalah Zaman Roh Kudus. Zaman Roh Kudus kini sudah jalan 1983 tahun. Masa penggenapan segala sesuatu sudah sangat dekat; mungkin hanya antara 10 sampai 30 tahun lagi. Jadi, sekarang adalah waktunya untuk kita bertindak dan mengimani pemulihan segala kebenaran itu. Inilah waktunya bagi kita untuk mengalami multiplikasi!

1. Multiplikasi Imamat Rajani
Imamat Rajani adalah fungsi setiap orang percaya. Setiap orang percaya adalah anggota Tubuh Kristus yang spesial dan penting (1 Korintus 12:11). Kalau satu anggota menderita, kita semua menderita (1 Korintus 12:26), karena kita semua adalah anggota satu sama yang lain. Oleh karena itu, kita harus melihat multiplikasi fungsi setiap orang. Masa “karunia penonton” sudah berakhir! Setiap kita harus bertumbuh dan memaksimalkan karunia dan talenta yang ada pada kita. Hanya dengan demikian, Tubuh Kristus menjadi satu dan sehat (Efesus 4:16). Inilah waktunya untuk tulang-tulang bergerak, bersatu dan hidup kembali (Yehezkiel 37:1-10). Inilah gerakan orang-orang kudus di akhir zaman yang akan menyatakan kemuliaan Allah, sehingga segala bangsa berduyun-duyun masuk ke dalam Rumah Tuhan (Yesaya 60:1-4). Hasilnya adalah merupakan tuaian besar dan penggenapan amanat agung.
2. Multiplikasi Jemaat dan Para Penatua
Pada tanggal 21 Desember, 2013, kita akan melihat Abbalove Jakarta menjadi 10 Gereja Lokal. Ini adalah revolusi dalam sejarah Abbalove. Sejak 1979, Abbalove menjadi satu Gereja Lokal dengan satu kepenatuaan. Awalnya ada tiga penatua, lalu empat dan kemudian enam penatua sebagai kepemimpinan Gereja Lokal, Abbalove Jakarta. Sekarang kita mencatat sejarah baru dan Abbalove Jakarta menjadi 10 Gereja Lokal, yang masing-masing otonom dengan masing-masing dipimpin oleh para penatua yang memimpin Gereja-gereja lokal tersebut. Namun, ke-10 Gereja Lokal bukan independen, tetapi interdependen. Kita tetap saling bergantungan satu kepada yang lain. Kita semua adalah bagian dalam satu Tubuh Kristus.
Oleh karena itu, kita mau mempraktekkan Firman Tuhan seperti dalam Kisah 14:23,
“Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat itu dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah sumber kepercayaan mereka.”
Dan juga seperti dalam Titus 1:5,
“Aku telah meninggalkan engkau di Kreta dengan maksud ini, supaya engkau mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya engkau menetapkan penatua-penatua di setiap kota, seperti yang telah kupesankan kepadamu.”
Multiplikasi Jemaat berarti harus juga ada multiplikasi para penatua. Dengan takut dan gentar, tapi dengan iman dan kasih, kita melangkah dalam langkah pemulihan dan multiplikasi yang penting ini.
3. Multiplikasi 5 Jawatan – Apostolic Team Ministry (ATM)
Sejak abad pertama, pelayanan 5 Jawatan mulai dicuri dari pola pelayanan Gereja. Dari zaman Konstantin, pelayanan 5 Jawatan sudah lenyap. 5 Jawatan (Rasul, Nabi, Pengajar, Gembala dan Penginjil), (Efesus 4:11-13), adalah 5 karakteristik pelayanan Kristus, yang diberikan kepada Tubuh Kristus sebagai pelayan-pelayan equipper, yang memperlengkapi semua orang percaya agar mereka semua sanggup melakukan pelayanan. Pelayanan mereka nyata dalam Perjanjian Baru dalam tim-tim apostolik yang berjalan keliling dari kota ke kota dan bangsa ke bangsa. Pelayanan tim seperti Petrus dan Yohanes, Paulus dan Barnabas dan lain-lain adalah salah satu ciri pola pelayanan Gereja mula-mula, sehingga penyebaran Injil begitu efektif.
Selama lebih dari 60 tahun, sejak Gerakan Hujan Akhir pada tahun 1948, kemudian dilanjutkan dalam Gerakan Karismatik, topik pemulihan 5 Jawatan telah menjadi topik yang paling hangat. Namun, belum dipulihkan sepenuhnya karena kontrol dana Gereja oleh pola pemerintahan Gereja yang telah menggantikan Kerajaan Imam dengan Suku Imam, Gembala Senior menggantikan Para Penatua, dan Majelis-majelis Synode menggantikan 5 Jawatan. Sekarang adalah waktu pemulihan dan multiplikasi kebenaran Apostolic Team Ministry, supaya kita boleh melihat Amanat Agung, Amanat Rasuli dan Maksud Abadi Allah digenapi.
Pada tanggal 21 Desember, kita memulai proses multiplikasi 5 Jawatan dengan menetapkan ATM yang dibiayai oleh prinsip perpuluhan dari perpuluhan. Pelayanan ini akan melayani baik dalam Abbalove maupun di luar, bukan untuk membangun Abbalove melainkan untuk membangun Tubuh Kristus. Ini adalah pelayanan multiplikasi agar kita boleh melihat tabiat Kristus dimultiplikasi di dalam semua orang percaya, sehingga kesempurnaan dan kemuliaan Kristus sungguh memenuhi bangsa Indonesia.
Multiplikasi dan Permulaan Baru
Setelah acara 21 Desember yang themanya, “Multiplication,” kita segera melangkah ke dalam suatu permulaan baru. Dari 1 Januari, 2014, tidak lagi ada satu Gereja Abbalove Jakarta, dengan satu kepenatuaan. Akan ada permulaan baru! 10 Gereja Lokal dengan 10 Kepenatuaan yang ditambah dengan tim ATM (5 Jawatan). Apa visinya?
1. Melihat Jakarta penuh dengan komsel-komsel yang menjadi berkat untuk seluruh Jakarta.
2. Melihat komunitas orang percaya di setiap lokasi di seluruh Indonesia sehingga menggenapi Amanat Agung, (Matius 28:18-20).
3. Melihat persatuan Tubuh Kristus di mana kita semua saling mengasihi dengan kasih sejati dan menggenapi Doa Yesus, (Yohanes 17:20-23).
4. Melihat penggenapan Amanat Rasuli, sehingga setiap orang percaya menjadi serupa dengan Kristus, (Kolose 1:28; Roma 8:29).
5. Melihat Yesus datang kembali dalam segala kemuliaan-Nya, (Kisah 3:21; 2 Tesalonika 1:10; 2:8; Matius 24:30; Yudas 1:14).
Mari, saudara-saudara. Hadirilah acara akbar di istora pada tanggal 21-22 Desember 2013, dengan berpartisipasi dalam saat historis ini, multiplikasi Abbalove, Kepenatuaan dan 5 Jawatan. Mari kita imani bahwa multiplikasi ini menjadi suatu permulaan baru, yang akan menghasilkan penggenapan Amanat Agung Tuhan Yesus sampai Indonesia penuh kemuliaan Allah.

NTIMACY : The Heart of A Priest

Di dalam Kitab Hosea, Tuhan menyatakan hubungan perjanjianNya dengan umatNya. Hubungan itu digambarkan seperti hubungan suami istri. Allah sebagai suami dan umatNya sebagai istri (Hosea 2:15-18). Hubungan suami-istri adalah hubungan yang sangat intim. Saling tinggal dan saling mengasihi. Hubungan intim adalah hubungan yang penuh dengan persekutuan dan komunikasi, baik dalam keadaan senang maupun susah. Kehidupan Hosea digunakan oleh Tuhan sebagai “drama hidup” untuk menggambarkan “drama kehidupan” hubungan antara Allah dengan umatNya.
Hosea menggambarkan Allah yang mencari manusia yang berzinah, karena menjadi pelacur. Namun Hosea mau menikahi perempuan yang telah menjadi pelacur itu. Demikian Allah mau “menikahi” manusia yang telah “berzinah” dengan dunia dan menyembah berhala. Setelah Gomer menikah dengan Hosea dan memiliki anak, ternyata ia berzinah lagi. Namun Hosea menggambarkan Allah yang penuh kasih pergi mencari Gomer yang sudah melacurkan diri untuk dinikahi lagi (Hosea 3:1-2). Ini adalah gambaran kasih Allah yang begitu luar biasa terhadap kita sebagai umatNya.
IMAM-IMAM MENOLAK KEINTIMAN
“Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu,”(Hosea 4:6).

Oleh karena imam-imam menolak pengenalan akan Allah, maka orang-orang Israel binasa karena tidak mengenal Allah. Imam seharusnya mengenal Allah, tapi mengapa mereka tidak mau? Imam di dalam perjanjian lama adalah jembatan / penghubung untuk membawa umat Israel kepada pengenalan akan Allah mereka. Ketika imam-imam tidak berfungsi, maka akibatnya adalah umat Israel binasa karena tidak mengenal Allah. Apa arti pengenalan akan Allah? Pengenalan di sini bukanlah sekedar pengetahuan otak, tetapi hubungan intim, seperti yang digambarkan dalam hubungan suami istri.
Kata mengenal dalam bahasa Ibrani berasal dari kata “da’ath,” atau dalam bahasa Yunani “epiginosko” (Yohanes 17:3) yang berarti “hubungan intim.” Dalam Perjanjian Baru, kita sebagai orang-orang percaya adalah imam. Kita adalah imam-imam Allah yang adalah “istrinya” Allah. Jadi, kita harus selalu hidup di dalam perjanjian keintiman dengan Allah, sebagai “suami” kita.
AKIBAT TIDAK ADANYA KEINTIMAN
“Umat-Ku bertanya kepada pohonnya, dan tongkatnya akan memberitahu kepadanya, sebab roh perzinahan menyesatkan mereka, dan mereka berzinah meninggalkan Allah mereka,”(Hosea 4:12).
Kita harus sadar bahwa betapa mengerikannya akibat penolakan imam-imam untuk memiliki pengenalan (keintiman) dengan Allah. Akibat penolakan itu, seluruh bangsa Israel menyembah berhala dan disesatkan oleh roh perzinahan. Inilah perzinahan rohani. Akibat roh ini, umat Tuhan atau “istri” Tuhan menyeleweng dan mempunyai hubungan intim dengan pria-pria lain. Inilah penyembahan berhala. Penyembahan berhala adalah mencintai sesuatu atau seseorang lebih dari Allah, sebagai suaminya. Ketika seorang imam tidak hidup intim dengan Allah, suaminya, maka ia terbuka untuk disesatkan oleh roh perzinahan. Ia pasti akan melakukan perzinahan rohani.
BERHALA PALING FAVORIT
Ketika seorang imam meninggalkan keintimannya dengan Allah, ia akan mencari berhala-berhala untuk disembah dalam keintiman. Ada 3 berhala yang paling favorit, yaitu: diri sendiri, mamon (uang), dan seks. Itulah sebabnya Paulus menyebut ketiga hal tersebut sebagai penyembahan berhala.
“Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,” (Kolose 3:5).
Perhatikan bahwa, kelima hal di atas dapat dikelompokkan ke dalam:
1. Percabulan dan kenajisan (berkaitan dengan seks)
2. Hawa nafsu dan nafsu jahat (berkaitan dengan ego / diri sendiri)
3. Keserakahan (berkaitan dengan mamon / uang)
Jadi, ketika kita tidak lagi intim dengan Allah, maka roh perzinahan akan bekerja dan menyesatkan kita untuk melakukan penyembahan berhala, khususnya terhadap ketiga berhala itu. Ketiga berhala inilah yang menyebabkan dosa-dosa dalam hidup kita dan mengakibatkan kehancuran.
PERZINAHAN DAN PERCABULAN
“Mereka mempersembahkan korban di puncak gunung-gunung dan membakar korban di atas bukit-bukit, di bawah pohon besar dan pohon hawar dan pohon rimbun, sebab naungannya baik. Itulah sebabnya anak-anakmu perempuan berzinah dan menantu-menantumu perempuan bersundal,”(Hosea 4:13).
Marilah kita kembali ke kitab Hosea. Akibat menyembah berhala, maka umat Allah dan generasi selanjutnya melakukan dosa perzinahan dan persundalan. Hal inilah yang terjadi pada generasi kita sekarang. Kita hidup pada masa di mana banyak orang Kristen, terutama generasi muda terikat dengan dosa seksual, seperti: pornografi, pornoaksi, masturbasi, dan dosa-dosa seksual lainnya.
GERAKAN KEINTIMAN DENGAN ALLAH
Apakah solusi dari penyembahan berhala dan dosa-dosa seksual? Tak ada solusi yang lebih tepat, selain kita kembali kepada akar permasalahannya, yaitu tidak adanya keintiman dengan Allah. Keintiman dengan Allah adalah kunci keberhasilan seorang imam untuk hidup berkemenangan dan menghasilkan buah. Keintiman dengan Allah disebut sebagai “hidup oleh Roh.” Dengan keintiman kita pasti tidak akan mengikuti pikiran-pikiran daging yang telah tertanam di dalam pikiran bawah sadar kita (Roma 8:5, 13-14; Galatia 5:16-23). Dengan keintiman, kita melakukan pembaharuan pikiran, sehingga pikiran-pikiran jahat / negatif yang terkubur di memori bawah sadar kita disingkirkan dan diganti dengan pikiran-pikiran roh. Hanya melalui keintiman (hidup oleh Roh), maka kita bisa terus-menerus menonaktifkan pikiran-pikiran jahat / negatif di memori bawah sadar kita.
Melalui saat teduh bulan November ini, kita akan mempersiapkan hati yang intim dengan Tuhan, supaya kita siap menyongsong kegerakan apostolik yang besar, yang telah dipercayakan oleh Tuhan kepada kita di depan. Pada akhir tahun ini, Tuhan akan memberikan kita visi apostolik yang dahsyat untuk kota-kota dan bangsa-bangsa. Marilah kita masuk ke dalam kegerakan keintiman di bulan November dan siap menerima curahan visi apostolikNya bagi kita di akhir tahun ini.
(Ir. Eddy Leo, M. Th, penatua jemaat Abbalove Ministries. )

Komentar

  1. Shalom bapak, ibu dan saudara/i yang dikasihi oleh Tuhan. Apakah ada diantara bapak, ibu maupun saudara/i yang pernah mendengar tentang Shema Yisrael dan V'ahavta? Kalimat pernyataan keesaan YHWH ( Adonai/ Hashem ) dan perintah untuk mengasihiNya yang dapat kita temukan dalam Ulangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 - 5 yang juga pernah dikutip oleh Yeshua/ ישוע/ Yesus di dalam Injil khususnya dalam Markus 12 : 29 - 31( juga di Matius 22 : 37 - 39 dan Lukas 10 : 27 ), sementara perintah untuk mengasihi sesama manusia dapat kita temukan dalam Imamat/ ויקרא/ Vayikra 19 : 18. Mari kita pelajari cara membacanya satu-persatu seperti yang akan dijabarkan di bawah ini :

    Ulangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 - 5, " שְׁמַ֖ע יִשְׂרָאֵ֑ל יְהֹוָ֥ה אֱלֹהֵ֖ינוּ יְהֹוָ֥ה ׀ אֶחָֽד׃. וְאָ֣הַבְתָּ֔ אֵ֖ת יְהֹוָ֣ה אֱלֹהֶ֑יךָ בְּכׇל־לְבָבְךָ֥ וּבְכׇל־נַפְשְׁךָ֖ וּבְכׇל־מְאֹדֶֽךָ׃. "

    [ Cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani yang berlaku, " Shema Yisrael! YHWH [ Adonai ] Eloheinu, YHWH [ Adonai ] ekhad. V'ahavta e YHWH [ Adonai ] Eloheikha bekol levavkha uvkol nafshekha uvkol me'odekha ]

    Imamat/ ויקרא/ Vayikra 19 : 18, " וְאָֽהַבְתָּ֥ לְרֵעֲךָ֖ כָּמ֑וֹךָ. "

    [ Cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani yang berlaku, " V'ahavta l'reakha kamokha " ]

    Untuk artinya dapat dilihat pada Alkitab LAI.

    Diucapkan juga kalimat berkat seperti ini setelah diucapkannya Shema

    " . בָּרוּךְ שֵׁם כְּבוֹד מַלְכוּתוֹ לְעוֹלָם וָעֶד. "
    ( Barukh Shem kevod malkuto, le'olam va'ed, artinya Diberkatilah Nama yang mulia, KerajaanNya untuk selamanya )
    🕎✡️🐟🤚🏻👁️📜✍🏼🕯️❤️🤴🏻👑🗝️🛡️🗡️🏹⚖️⚓🕍✝️🗺️🌫️☀️🌒⚡🌈🌌🔥💧🌊🌬️❄️🌱🌾🍇🍎🍏🌹🍷🥛🍯🦁🦅🐂🐏🐑🐎🦌🐪🕊️🐍₪🇮🇱

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Singkat GPI "Jalan Suci" Timika